Selasa, 16 Oktober 2012

Etika Keilmuan dengan Disiplin Kehidupan


Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab, yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata tersebut merupakan kata majemuk yang diambil dari kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = “kebijaksanaan”). Dapat diartikan secara harafiah orang sedang berfilsafat adalah orang “pencinta kebijaksanaan”. Dia disebut pula dengan filsuf.
Sebagai orang yang berpikir (filsafat) sudah tentu ia memiliki pemikiran bagaikan dua sisi mata uang, baik dan buruk sehingga dalam ilmu filsafat dikenal nama etika, yakni aturan untuk membedakan baik dan buruk. Kecuali itu, filsafat juga mengacu kepada hal yang indah sehingga ia dapat dipertanggungjawabkan dan diperdebatkan. Karenanya, definisi filsafat pun dapat pula menimbulkan beragam falsafi.Namun demikian, para ahli sepakat bahwa filsafat adalah sebuah studi yang mengkaji seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia serta segala hal yang terjadi di semesta. Oleh karena itu, filsafat dapat dijadikan sebagai disiplin ilmu rasio dan logika.
Sebagai sebuah disiplin ilmu dan keilmuwan, dalam filsafat tekandung nilai-nilai seperti etika, moral, norma, dan kesusilaan. Demikian pula pada aplikasinya, seorang ilmuwan dalam kehidupan sehari-hari seakan dituntut untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya, baik saat berpikir maupun bertindak. Kendati tinggi ilmu seseorang, apabila tidak memiliki nilai-nilai yang sudah menjadi semacam aturan tertuntut dalam kehidupannya, orang tersebut tidak akan dipandang tinggi. Dalam sebuah riwayat dikatakan “Al adabu fauqal ‘ilmi” (Adab itu lebih tinggi daripada ilmu).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar